Jelaskan Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern

Jelaskan Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern - Dalam proses pengolahan makanan, bioteknologi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Bioteknologi konvensional (sederhana) dan Bioteknologi modern.

Bioteknologi konvensional menggunakan penerapan-penerapan biologi, biokimia, atau rekayasa masih dalam tingkat yang terbatas. Bioteknologi jenis ini belum menggunakan teknik rekayasa molekuler dengan tingkatan yang rumit dan terarah. Kalaupun menggunakan rekayasa molekuler,rekayasa tersebut belum sepenuhnya dapat dikendalikan. Bioteknologi konvensional menggunakan jasad hidup sebagaimana apa adanya.

Bioteknologi modern telah menggunakan teknik rekayasa tingkat tinggi dan terarah sehingga hasilnya dapat dikendalikan dengan baik. Teknik yang sering digunakan saat ini adalah dengan melakukan manipulasi genetik pada suatu jasad hidup secara terarah sehingga diperoleh hasil sesuai dengan yang diinginkan. Perkembangan bioteknologi modern tidak terlepas dari terkuaknya misteri struktur DNA.

Teknik manipulasi yang sering digunakan dalam bioteknologi modern adalah teknik manipulasi bahan genetik (DNA) secara in vitro. In vitro, adalah proses biologi yang berlangsung dalam kondisi percobaan di luar sel atau organisme. Dengan teknik yang dikenal dengan DNA rekombinan atau rekayasa genetika, para ilmuwan dapat menyambung molekul-molekul DNA dari jasad hidup yang berbeda menjadi suatu molekul DNA rekombinan. Rekayasa genetika telah menjadi tulang punggung dari bioteknolgi modern saat ini (Yuwono, 2006: 2).

Berikut contoh bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Contoh Penggunaan Teknik Konvensional dan Bioteknologi Modern dalam Praktik Pertanian.

Teknik Konvensional
  1. Budidaya tanaman: Penggunaan galur tanaman alami yang belum mengalami modifikasi genetik.
  2. Pengendalian hama dan penyakit: Penggunaan bakteri Bacillus thuringiensis alami untuk pengendalian hama.

Bioteknologi Modern
  1. Budidaya tanaman: Budidaya tanaman transgenik yang membawa gen ketahanan terhadap
    herbisida.
  2. Pengendalian hama dan penyakit: Penggunaan galur tanaman transgenik yang membawa gen cry dari Bacillus thuringiensis.



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Rinoto Updates


0 comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan Anda, silahkan tuliskan komentar!